Acara yang bermula sekitar jam 9.30 pagi itu diawali oleh Pembacaan Gurindam 12 oleh Raja Hafizah yang merupakan Lurah Pulau Penyengat dan Samsu SK, telah membuat seluruh undangan merenung sejenak ajaran ajaran yang terkandung didalam Gurindam yang digubah oleh Raja Ali Haji Ibni Raja Haji Ahmad pada tahun 1847.
Setelah selesai Pembacaan Gurindam 12 itu, acara dilanjutkan dengan laporan oleh Ketua Pelaksana, Pokyong Kadir, mengenai hal hal yang berkaitan dengan rangkaian kegiatan sambutan Hari Jadi Tanjung Pinang Ke 226 tahun.
Didalam ucapan sambutannya, Wali Kota Tanjung Pinang, Suryatati A Manan menyampaikan nya dalam bentuk susunan kata kata indah seperti syair akan makna sambutan Hari Jadi ini serta menjelaskan tentang perkembangan Kota Tanjung Pinang dari masa ke semasa. Beliau berkata, "Latar belakang penetapan hari jadi Tanjung Pinang sebagai sebuah pemukiman yang tanggalnya berbeda dengan hari jadi Kota Otonom, meskipun waktu setiap tahunnya relatif berdekatan". Beliau berharap kebersamaan dan kemajuan yang telah dicapai Tanjung Pinang tersebut, dapat mendorong Tanjung Pinang menjadi kota yang membanggakan, serta berkata,"Keberhasilan kota ini maju, juga hasil kerja bersama", serta berharap akan menjadi lebih baik lagi pada masa depan.
Sesudah itu, diikuti pula ucapan daripada Wakil Gubernur Kepri, H Muhammad Sani. Didalam ucapannya, beliau mengungkapkan rasa kagumnya diatas keberhasilan Wali Kota Suryatati A Manan selama memimpin Kota Tanjung Pinang, yang telah tumbuh dengan pesat sebagai sebuah kota yang membanggakan. Beliau juga berharap, Tanjung Pinang yang telah ditetapkan sebagai Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau, akan dapat terus berkembang sebagai Kota yang berpengaruh dan membanggakan. Setelah ucapannya itu, Wakil Gubernur menerima bingkisan oleh oleh khas Tanjung Pinang, yang disebut oleh Wali Kota sebagai makanan khas Tanjung Pinang, iaitu Batang Buruk dan Bilis Gulung, yang merupakan produksi Dapoer Melayu pimpinan Teja Alhabd.
Acara yang berlangsung didalah cuaca cerah tersebut, diikuti pula dengan persembahan tarian berjudul "Raja Haji" direka dalam koreografi yang menarik oleh Sanggar Kledang, yang memaparkan gerakan semasa peperangan yang dilakukan oleh Raja Haji Fisabillah.
Acara diakhiri dengan para undangan dijamu makan tengah dengan masakan Melayu Tanjung Pinang hari didewan tingkat 2.
Acara sambutan Hari Jadi Tanjung Pinang ke 226 tahun pada 6hb Januari 2010, selesai sekitar jam 1 tengah hari.
Upacara Menziarahi Makam Sultan Dan Yang Dipertuan Muda Riau
Upacara menziarahi makam Sultan dan Yang DiPertuan Muda Riau selalunya diadakan sehari sebelum sambutan Hari Jadi Tanjung Pinang diadakan. Pada 5 Januari lalu, Pemerintah Kota Tanjung Pinang telah melaksanakan menziarahi ke makam para leluhur dan makam para pahlawan yang gugur mempertahankan kedaulatan RI di Tanjungpinang, di Pusara Bhakti Batu 5 Bawah. Ziarah dipimpin Walikota Tanjung Pinang Suryatati A Manan, dimulai dengan ziarah ke makam Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah yang terletak di Kampung Melayu, Pelabuhan Batu 6. Ziarah itu juga diikuti Ketua DPRD Kota Tanjungpinang Suparno, Wakil Walikota Tanjungpinang Edward Mushalli serta unsur Muspida Kota Tanjungpinang dan kepala SKPD di jajaran Pemko Tanjungpinang.
Pada saat ziarah dibacakan riwayat singkat Sultan Sulaiman yang merupakan Sultan Yang Dipertuan Riau-Lingga-Johor-Pahang, dilanjutkan dengan penggantian kain kuning pada nisan makam yang dilakukan Walikota Tanjungpinang, serta dilanjutkan dengan penaburan bunga pada makam tersebut.
Setelah itu, unsur Muspida Kota Tanjungpinang juga turut menaburkan bunga, dan ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Raja Al hafiz mewakili Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Tanjungpinang. Sedangkan prosesi ziarah sendiri dipimpin oleh Wan Rumadi selaku Ketua LAM Kota Tanjungpinang.
Dari Batu 6, rombongan beranjak ke Makam Daeng Marewa Yang Dipertuan Muda Riau I, serta makam Daeng Celak Yang Dipertuan Muda Riau II, di Sungai Timun Kelurahan Kampung Bugis.
Terakhir, Walikota beserta rombongan menuju Pulau Penyengat untuk menziarahi Makam Raja Haji Fisabilillah Yang Dipertuan Muda IV serta makam Engku Putri dan Makam Raja Ali Haji. Raja Haji Fisabilillah, sebagaimana yang diketahui merupakan tokoh besar di balik ditetapkannya tanggal 6 Januari sebagai hari jadi Tanjungpinang, dimana mengambil momentum keberhasilan Raja Haji dan pasukannya menenggelamkan kapal komando Belanda 'Malakas Welfaren' dan menewaskan 500 prajurit Belanda pada puncak pertempuran tanggal 6 Januari 1784.
"Tanjungpinang ini ada karena mereka-mereka semua pernah ada di sini, yakni pada 226 tahun silam. Oleh karena itu, kita patut berziarah ke makam-makam leluhur kita ini untuk menghormati segala jasa mereka. Apalagi saat ini bersempena dengan peringatan hari jadi Tanjungpinang. Karena Bangsa yang Besar itu, bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya," kata Suryatati.